Minggu pagi (07/08/2011) nan cerah,
Ciput–temanku yang baik hati—menawarkan tiket syuting Mario Teguh The
Golden Ways (MTGW) di studio Metro TV. Ia kebagian 5 jatah tiket.
Awalnya ia ingin berangkat dengan keluarganya. Karena satu dan lain hal,
jadilah harus berangkat sendiri. Temanku itu tanya-tanya rute angkutan
umum menuju Metro TV. Aku jelaskan padanya beberapa alternatif. Namun,
karena waktunya mepet, akhirnya ia memutuskan tak jadi ikut. E-ticket
akhirnya dikirim ke emailku dan aku berangkat ke Metro TV bersama
seorang teman blogger.
Acara dimulai
sekitar jam 11.30. Menurut undangan tertera peserta harus hadir pukul
10.30. Ada dua syuting hari itu. Pertama syuting Because I Love You (11.30-13.30) dan kedua, syuting Untung Dibalik Sial (13.30-15.00).
Pada kenyataannya, jadwalnya tak terlalu ketat, sedikit fleksibel. Di
antara dua syuting, penonton studio bisa sholat Zuhur terlebih dahulu.
Ketika pertama kali datang, kita akan
diberikan polling untuk syuting pertama. Biasanya di salah satu segmen
di Mario Teguh The Golden Ways (MTGW) ada pertanyaan polling. Tinggal
isi pollingnya, lalu serahkan ke meja panitia. Aku sempat khawatir,
tidak membawa hard copy undangan e-ticket. Tapi, karena percaya
diri menggunakan hp Android Samsung, ya sudahlah, nekat aja menunjukkan
nomor tiket dari hp. Petugasnya menerima saja tuh. Minimal, jadi ndak boros kertas (go green lah ya). Peserta lain rata-rata membawa serta kertas print-an e-ticket.
Kami menunggu sekitar 40-an menit.
Seragam yang digunakan di syuting pertama adalah batik, baik untuk pria
maupun wanita. Untuk syuting kedua, pakaian formal seperti kemeja
berdasi, jas, dan sejenisnya. Ramai sekali orang, calon penonton studio.
Sekitar 100-an orang.
Hal aneh terlihat saat akan masuk ke
ruang studio rekaman. Begitu peserta dipersilahkan menuju studio
syuting, semua berebut seperti antri sembako gratis. Desak-desakan.
Dorong-dorongan. Padahal, menurutku, semua akan kebagian tempat duduk
juga nantinya. Aku dan temanku duduk saja di tempat duduk ruang tunggu.
Kami mentertawakan orang berdesakan. Setelah tak ada antrian, barulah
kami masuk studio. Ketika akan masuk, semua tas harus dititip di depan
ruang studio. Ada nomor yang dibagikan oleh panitia agar barang penonton
tak tertukar. Ada petugas yang jaga barang. Jumlahnya sekitar 10 orang.
Begitu masuk melalui pintu utama studio,
semua penonton diingatkan seorang penjaga untuk mematikan hp, dan
diperingatkan tidak boleh mengambil gambar selama proses syuting
berlangsung. Aku tak mematikan hp langsung. Aku hold dulu
karena penasaran untuk dokumentasi. Siapa tahu topiknya bisa ditulis di
blog, dan ada bukti kehadiran di studio MTGW. Jadi tidak dianggap HOAX.
Kembali panitia mengingatkan untuk mematikan hp setelah masuk ruangan.
Hal ini penting karena jika berbunyi saat syuting, selain mengganggu,
juga menghilangkan konsentrasi Mario Teguh ketika menjawab pertanyaan
pemirsa. Benar saja, saat di tengah syuting hari itu, ada yang hpnya
berbunyi. Jadilah Mario Teguh mengulang lagi perkataannya lagi, sambil
mencari tahu, “Sampai mana tadi?”
Nah, keanehan lain mulai terjadi. Tadi di
awal, penonton berebut masuk studio. Namun, saat panitia mengatur
tempat duduk, menawarkan kepada siapa saja yang mau duduk di barisan
depan yang biasanya terkena sorot tajam kamera, eh malah pada ndak mau. Malu-malu kucing. Lalu, ngapain rebutan tadi masuk studionya? Aneh betul manusia.
Mario Teguh Dari Dekat
Tak berapa lama beres-beres soal tempat
duduk, akhirnya Mario Teguh datang juga ke studio. Rambutnya sudah lebih
botak dan mengkilap sekarang. Hehehe. Aura trainernya “keluar”. Mulai
dari cara jalan, senyum, menyapa penonton yang jadi big fansnya.
Ia datang bersama istrinya tercinta,
seseorang bernama Ibu Linna. Mario Teguh dan istrinya tampil mesra di
depan penonton studio. Mereka bergandengan seperti truk. Ibu Lina yang
saya lihat betul-betul terawat. Terlihat fresh dan masih muda, meski kerutan di wajahnya tak bisa berbohong, menunjukkan bahwa ia tak muda lagi.
One thing for sure, Mario adalah
tipe orang yang begitu bangga dengan istrinya. Ia sering membesarkan
hati istrinya di depan penonton. Pujiannya terlihat datang dari hati,
meski tak jarang ia juga meledek istrinya yang biasanya disebutnya
“berkuasa penuh atas Mario Teguh”. Mungkin itulah cara ia memuliakan
istrinya. Apa lagi yang lebih indah selain dibanggakan suami tercinta di
depan orang banyak? (www.soktahu.com hehehe)
Iseng-iseng, aku cari profil Mario Teguh
di internet. Akhirnya ketemu beberapa alternatif. Berikut ini penjelasan
selayang pandang tentang dirinya dari http://biografi.rumus.web.id
Mario Teguh adalah
seorang muslim yang menjadi motivator dan konsultan bisnis dan
kepribadian asal Indonesia. Nama aslinya adalah Sis Maryono Teguh, namun
saat tampil di depan publik, ia menggunakan nama Mario Teguh. Ia meraih
gelar Sarjana Pendidikan dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(IKIP) Malang. Mario Teguh sempat bekerja di Citibank, kemudian
mendirikan Bussiness Effectiveness Consultant, Exnal Corp. menjabat
sebagai CEO (Chief Executive Officer) dan Senior Consultan. Beliau juga
membentuk komunnitas Mario Teguh Super Club (MTSC). Pak Mario lahir di
Makassar, 5 Maret 1956.
Tahun 2010 kembali meraih penghargaan
dari Museum Rekor Indonesia, MURI, sebagai Motivator dengan Facebook
Fans terbesar di dunia. Di awal tahun 2010, Beliau terpilih sebagai satu
dari 8 Tokoh Perubahan 2009 versi Republika surat kabar yang terbit di
Jakarta.
Sebelumnya Beliau membawakan acara bertajuk Business Art di
O’Channel. Kemudian namanya semakin dikenal luas oleh masyarakat ketika
ia membawakan acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV. Pada saat ini
Mario Teguh dikenal sebagai salah satu motivator termahal di Indonesia.Di tahun 2003 mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia, MURI, sebagai penyelenggara seminar berhadiah mobil pertama di Indonesia.
Ciuman Keberuntungan Mario
Sekitar 30 menit awal syuting di studio,
pertanyaan peserta disaring terlebih dahulu. Mana pertanyaan yang
berbobot yang akan ditayangkan di tv. Caranya? Semua peserta bebas
mengangkat tangan dan bertanya. Nanti dinilai, dan ditentukan mana
pertanyaan yang layak ditayangkan. Syarat pertanyaan yang layak
ditayangkan adalah pertanyaan yang sulit dijawab, kualitasnya ok, dan
levelnya sudah “how”, bukan lagi “what”. Itu syarat yang harus Anda
penuhi. Nah, jika Anda berkesempatan syuting MTGW, silahkan pakai rumus
ini agar pertanyaan Anda bisa masuk tv. :)
Ada kejadian unik tepat tiap sebelum syuting tapping-nya
berlangsung. Biasanya Mario Teguh akan datang menuju barisan pertama
penonton, dimana istrinya duduk. Ia berjalan perlahan, dan semua mata
tertuju padanya. Lalu ia menggenggam tangan istrinya, Ibu Linna, dan
langsung mendaratkan ciuman ringan di tangan ibu Linna sambil memegang
kedua tangannya dan minta didoakan. “Wish me luck ya” pintanya pada
istri. “Good luck dear,” kira-kira begitu jawab ibu Linna. Aku hanya
mendengar samar-samar karena duduk agak jauh. Namun kosakata bertabur
cinta kasih dan bergentayangan diantara dua insan itu. Jelas terekam
kontak kedua pasang bola mata mereka menatap tajam, penuh cinta, penuh
dukungan. Terakhir, kedua telapak tangan Ibu Linna memegang pipi Mario
Teguh. Mesra! Seperti sedang “dijampi-jampi” agar lancar jaya. Ibu Linna
adalah istri yang ingin suaminya tampil hebat, kapanpun, dimanapun. Isn’t it so sweet?
Cerita belum usai. Mario Teguh lalu mendaratkan ciuman kedua ke kening istrinya. Penuh cinta. Aku yang masih single,
sampai merinding melihatnya. Merinding karena melihat moment itu
seperti “ritual suci” yang mengharukan. Seperti seorang istri bersiap
segenap jiwa-raga mengantarkan suaminya pergi berperang. Dan sang suami
menunjukkan ciuman sayang terbaiknya. “Maknyusssssss” nancep betul di
dalam benakku perihal kejadian itu. Aku yakin, di sanalah letak salah
satu kekuatan Mario Teguh. Ia tampil begitu all-out di
panggung. Ternyata resep salah satunya adalah mendapat dukungan penuh
cinta dari istrinya. Ketika istri turut berdoa pada Allah, pintu rezeki
terbuka lebar juga. Semua kegiatan berjalan lebih lancar, tanpa
halangan. Hati tenang dan tentu juga senang.
Memang, ada yang akan menganggap pengungkapan cinta dan dukungan seperti di atas tergolong “exhibitionist” (baca: pamer). Kalau kata temanku, Yeyen Sundari, dalam istilah psikologi bisa disebut public display of affection.
Keren ya istilahnya? Namun, jika dilakukan dengan istri sendiri,
menurutku tak masalah. Kecuali kalau dilakukan dengan istri orang lain.
Barulah masalah besar. Hahahaha.
Kalau boleh berangan-angan, ketika
beristri nanti, aku juga akan pakai konsep Mario Teguh tentang bagaimana
memperlakukan istri di depan publik. Berterima kasih, memuji,
menunjukkan cinta yang kita punya, adalah hadiah terindah buat seorang
istri (I guess so…). Siapapun wanita itu, aku pastikan ia akan
merasa tersanjung dengan muka memerah, dan merasa beruntung memiliki
Adlil Umarat sebagai suami seutuhnya. Hehehehe. :)
Let’s talk about the language of love, bahasa cinta. Ngomong-ngomong tentang bagaimana bentuk bahasa cinta, aku sempat membaca artikel di http://id.berita.yahoo.com bahwa ada 5 jenisnya, yaitu Receiving Gifts (hadiah), Quality Time (cerita didengar), Words of Affirmation Actions (pujian), Acts of Service (pelayanan), Affection (tindakan yang membuat nyaman). Ciuman keberuntungan Mario Teguh ke istrinya tadi berarti masuk ke tipe Affection (ciuman, pelukan). Adapun pujian yang diluncurkan setelahnya berarti masuk ke words of affirmation actions. Nah, yang manakah hal dominan pada diri Anda? Kalau mau digabungkan kelimanya, juga tidak masalah.
Mari bahas satu-satu sesuai dengan interpretasi penulis (subjektif). Receiving gifts atau menerima hadiah bukan berarti orangnya bersifat matre lho.
Bahasa cinta orang seperti ini biasanya melihat usaha di balik
pemberian hadiah, usaha untuk memahami apa yang disukai pasangannya.
Ketika semua usaha itu sudah terlihat, jangan heran, balasan cinta yang
diberikan, bisa melebihi pengorbanan yang diusahakan oleh pasangannya.
Jadi, hadiah itu hanya simbol saja. Ada perjuangan, usaha, dan doa di
baliknya.
Bahasa cinta Quality Time mementingkan kualitas kebersamaan dengan pasangan. Biasanya, jika pasangannya cuek, tidak mendengarkan saat diajak ngobrol, atau sibuk chatting dan tidak fokus ketika dimintai pendapat, maka dia merasa tak dicintai.
Bahasa cinta Words of Affirmation Actions biasanya
haus dengan kata-kata manis. Tak melulu pujian. Tapi bisa juga
menebarkan kalimat-kalimat kasih sayang yang bisa membuat hati
berbunga-bunga. Misalnya kata “I love you”, “Aku mengkhawatirkan
keselamatanmu”, bisa membuat pasangan terbang menuju langit ketujuh.
Mereka merasa diperhatikan secara total. Umumnya orang bertipe bahasa
cinta seperti ini, jika dikritik pasangan, akan mudah merasa tersakiti.
Bahasa cinta selanjutnya adalah Acts of Service. Bahasa
cinta ini mementingkan aksi sebagai senjata utama. Tak perlu banyak
cakap, cukup menunjukkan pelayanan prima pada pasangan. Hal kecil,
misalnya pria yang membukakan pintu dan mempersilahkan perempuan masuk
duluan (lady’s first), akan dihargai sebagai gentleman. Membantu meringankan beban pasangan, apapun itu bentuknya, adalah kata kunci dari bentuk bahasa cinta ini.
Bahasa cinta Affection bisa
terimplementasi ketika jarak sosial seseorang dengan pasangannya berada
pada jarak keintiman. Jarak sosial yang intim, membuat rasa nyaman,
terlindungi, dan tenang, selalu hadir dalam diri. Wujudnya bisa berupa
pelukan, pegangan tangan, membelai rambut, dan lain-lain.
Tips Memilih Jodoh ala MTGW
Kembali ke pengalaman nonton MTGW di studio. Di tengah-tengah break,
Mario Teguh biasanya berkeliling ke penonton. Ia menyapa penonton yang
datang dari berbagai daerah. Bagi yang datang dari daerah paling jauh,
biasanya diberi tepuk tangan paling kencang oleh penonton.
Mario Teguh cerita tentang tips memilih
jodoh/pasangan hidup. “Wah menarik nih,” pikirku dalam hati. Ini penting
sekali. Jadi teringat, obrolan ringan dengan temanku tentang
pernikahan. Umumnya, tiap orang yang menikah, sebelumnya akan kepentok
pada pernyataan seperti ini dalam hatinya, “Nah, ini dia orangnya, dan
aku ingin menghabiskan hidupku bersamanya.” Kalimat penting lainnya yang
dihadapi orang yang sedang berada pada fase kritis ingin dan akan
menikah biasanya mengajukan pertanyaan seperti ini, “Mau dibawa kemana,
hubungan kita?” (Lagu Armada mode).
Tak mudah mencari jodoh. Bahkan, aku pun
juga kesulitan menemukannya. Meski beberapa kali menjalin hubungan
dengan orang spesial, namun belum bermuara pada pernikahan. Memang belum
ketemu jodoh. Meski jodoh sudah ditentukan, namun, ia tetap harus
dijemput. Jangan menunggu, apalagi pasif tanpa usaha.
Ini tips penting tentang memilih jodoh
dari Mario Teguh. Perhatikan! Carilah pasangan yang ketika bersamanya,
kita mampu melakukan keempat hal berikut: saling memuliakan, saling meninggikan, saling membesarkan, saling menguatkan. Jika pasangan Anda tidak membawa ke arah sana, maka segera abaikan (tinggalkan). Ia bukan pasangan yang terbaik buat Anda.
What the maxsud? Gini lho,
jika kita memilih seseorang sebagai pasangan hidup, dan ketika
interaksi dengan dirinya, kita merasa menjadi lebih hebat, merasa
terberdayakan semua potensi dan skill terpendam, dan pasangan
kita juga merasakan hal yang sama. Nah, jika bertemu orang seperti ini,
jangan lama-lama memutuskan. Dia adalah jodoh Anda. Kejar! Kejar! Ikat!
Jangan lepaskan! Segera menghadap orangtuanya! Hahahahahaha. (Provokator
mode). Aku pun sedang belajar menerapkan konsep ini dalam urusan cinta.
Kalau melongok ke hadist, pernyataan
Mario Teguh bisa jadi dikuatkan dan dilengkapi. “Perempuan itu dikawini
atas empat perkara, yaitu: karena hartanya, karena keturunannya, karena
kecantikannya, atau karena agamanya. Akan tetapi, pilihlah berdasarkan
agamanya agar dirimu selamat.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Mario Teguh juga cerita, ketika kita
putus cinta, diputuskan, ditinggal pacar, jangan berlarut-larut sedih.
Segera tarik cinta yang ditolak tadi, lalu tawarkan ke orang lain yang
lebih tepat, yang mau menerimanya. Sesederhana itu kok urusan cinta.
Mungkin banyak yang bilang, tak semudah itu. Tapi nyatanya se-simple itu. Memang, kadang rasa sakit setelah putus dari orang yang pernah kita sayang, terasa begitu menyayat hati. But, life must go on….Bukankah begitu, kawan?
Waktu syuting kedua dengan judul Untung Dibalik Sial,
aku agak merasa bosan. Ilmunya kurang aplikatif, cenderung normatif.
Tak heran, ada ibu-ibu yang duduk di barisan paling depan, dekat kamera,
tapi terkantuk-kantuk dengan teramat sangat. Aku melihatnya lucu
sekali. Sampai suatu ketika ada kru yang mendatangi ibu itu dan
memintanya bertukar tempat dengan penonton lain yang berseragam hampir
mirip. Pelajaran menariknya adalah, jangan lama-lama nonton motivator
bicara. Cukup sekali-sekali saja, namun pilih topik yang mengena dengan
hati kita. Kalau sering-sering, bisa bosan. Contohnya seperti ibu tadi.
Parahnya, aku juga mengalami kantuk di sesi ini. Kurang menarik. Mungkin
lebih baik perbanyak doing action, dengan sesekali mengambil inspirasi dari obrolan para motivator.
Kedua epsiode MTGW itu akan tayang pasca
lebaran. Nantikan ya kawan-kawan. Siapa tahu ada gambar wajahku masuk
kamera. Norak ya? Hehehehe. Semoga tulisannya bermanfaat. Sampai jumpa
di petualangan ringan berikutnya
0 comments:
Post a Comment